Kisah awal kehidupan Imam Nawawi mencerminkan keteguhan hati dan
kecintaannya pada ilmu agama. Meskipun anak-anak sebayanya mengajaknya bermain,
Imam Nawawi lebih memilih untuk menghafal Al-Qur'an. Bahkan ketika sang ayah
memintanya untuk menjaga toko, Imam Nawawi tetap fokus pada bacaan Alquran
tersebut.
Pada usia 19 tahun, Imam Nawawi dipertemukan dengan kesempatan
belajar di Damaskus. Di Madrasah Rawahiyah, beliau menekuni ilmu agama selama
dua tahun. Pengalaman ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan keilmuannya.
Haji adalah salah satu momen penting dalam kehidupan Imam
Nawawi. Tatkala tinggal di Damaskus, ia menunaikan ibadah haji pada tahun 651
H. Meskipun terserang demam yang menghambatnya, Imam Nawawi tetap sabar dan
penuh keteguhan dalam menunaikan rukun Islam tersebut.
Kehidupan Imam Nawawi diwarnai dengan kesibukan mencari ilmu.
Beliau menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya untuk mempelajari berbagai
kitab dan mendalami pelajaran dari para syaikh-syaikh terkemuka. Dengan
semangat yang tak pernah padam, Imam Nawawi terus mengejar ilmu tanpa mengenal
lelah.
Karya-karya Imam Nawawi adalah warisan berharga bagi dunia Islam
jaman sekarang. Diantara yang populer adalah "kitab Riyadhu
Ash-Shalihin" hingga "Al-Majmu’ fii Syarhi Al-Muhadzdzab, Al
Azkar,At-Tahqiiq,Syarah Sunan Abu Daud” dan masih banyak karya-karya nya
meliputi berbagai aspek kehidupan dan hukum Islam.
Meskipun beberapa karya tidak sempat diselesaikan, jejak
keilmuannya tetap menginspirasi generasi setelahnya.Imam Imam Nawawi bukan
hanya seorang pelajar, tetapi juga seorang pengajar. Melalui tangan-tangannya,
bermunculan para ulama besar yang membawa terang ilmu agama ke seluruh penjuru
dunia Islam. Imam Imam Nawawi adalah contoh nyata bahwa kecintaan pada ilmu dan
keteguhan dalam mengejar kebenaran dapat mengubah takdir seseorang.
Kehidupannya yang penuh dedikasi dan ketekunan menjadi inspirasi bagi kita
semua untuk terus mengejar ilmu dan berbuat baik dalam kehidupan ini.
Posting Komentar